Boba dan Dunia Tipu-Tipu

Aiissshhhh.... Cepet banget!! Maret jalannya cepet banget udah kayak orang kebelet pipis dan udah di pucuk! Jinjja!

Berat juga rasanya. Ketika dunia lari, aku ikut lari tapi kesandung-sandung. Dunia nggak pernah berhenti, aku juga nggak berhenti, tapi entah berapa banyak lagi kerikil di depan sana yang sewaktu-waktu bikin kesandung. Jadi berasa kalau waktu berlalu lebih cepat dari biasanya.

*POV: sambat skripsi*

*BGM: Melukis Senja by Budi Doremi*

Rasanya ya bosen, ya capek, ya jengkel, maunya instan aja biar cepet selesai. Kadang ngebandingin diri sendiri dengan larinya orang lain. Kenapa mereka bisa cepet banget? Aku jarang lihat mereka, tiba-tiba mereka udah di garis finish. Kenapa rasanya aku kayak bolak-balik doang, kesandung, kepleset, nggak nyampe-nyampe ke garis finish? Sampai kasih value rendah ke diri sendiri.

Kadang lucu. Bisa-bisanya ketawa, becanda, ngebanyol sana-sini sama temen padahal lagi kesandung, lagi lecet. Di luar terlihat bersenang-senang, di kos loyo, nangisin buku catetan kerja dan dokumentasi yang barusan didapet dari lab. Juga nangisin bahan-bahan yang kebuang sia-sia karena petri yang kontaminasi. Hidupnya penuh kesambatan yang mungkin nggak semuanya kelihatan.

Dunia tipu-tipu.

Sometimes I cry, sometimes I laugh

I have expectations

And I go through pain

That's Okay by D.O

Merasa bersalah dengan diri sendiri. Merasa bersalah dengan orang-orang yang sudah memberi kepercayaan. Aku dan mereka sama-sama berekspektasi, tapi aku terlalu lamban. Rasanya, diri ini menjadi terbebani.

Pada akhirnya, cancer si 'pemikir' ini dihanyutkan oleh aquarius, si air, si yang prinsip hidupnya "let it flow" dan "sabar adalah koentji". Ibuk. Nggak tau udah berapa kali ibuk nanyain kapan aku bakal nyampe ke garis finish. Aku sendiri rasanya udah nggak bisa mengira-ngira. Semuanya di luar ekspektasi. Takut dan khawatir jadi satu. Tapi tetep, dibumbuin bawang goreng supaya perjalanan ini ada gurih-gurihnya. Nggak cuma dunia, nggak cuma aku, ibuk juga lari.

Tapi... Bukannya dunia orang beda-beda? Aku lari di duniaku sendiri, begitu juga orang lain. Mereka lari di dunia mereka masing-masing. Iya kan? Dunia kita beda. Nggak ada yang tahu seberapa terjal jalan kita, kecuali kita sendiri. Nggak ada yang tahu seberapa cepat kaki kita berlali, kecuali diri kita sendiri. Terjalnya jalan di duniaku ini, mungkin nggak seterjal milik orang lain, dan sebaliknya. Aku mungkin nggak tahu persis dunia ibuk, tapi dia seolah-olah nggak pernah berhenti berlari. Sebab itu aku sangat salut dan iri dengan kegigihannya. Serta mantra-mantranya "sabar aja, dijalani aja" "jangan berhenti berdoa, minta ke Allah, pasti dikasih" "masalah jangan terlalu dipikir sampe segitunya, pasti ada jalannya".

The troubles you couldn't talk about

The spots with deep scars

The time passing at the same pace

Like always, I'll wash them away

So it's okay to live like flowing water

— That's Okay by D.O

foto dokumen sendiri, coffee latte + boba = nikmat hqq

Ngomongin tentang lari, akhir-akhir ini aku nggak pernah olahraga. Biasanya, paling nggak seminggu sekali lah olahraga tipis-tipis ngikutin video di youtube. Nggak sih, nggak pernah lari. Dua minggu belakangan kedatengan penyakit yang mengharuskan aku pilih-pilih makanan. Biasanya mah apa aja disamber asal kalori terpenuhi. Sekarang kudu banyak seratnya, nggak boleh yang terlalu pedes. Sakit sebenernya, tapi ditahan aja dan pasang muka fine-fine aja tiap hari. Dunia tipu-tipu (lagi). Kadang malem-malem nggak bisa tidur saking sakitnya, berujung nangis. Udah berpikir kemungkinan lalala lilili. Lagi-lagi, cancer si 'pemikir' ini dihanyutkan oleh si air. "Sabar, nanti sembuh sendiri" hmm yang ini kayaknya nggak bisa kalau sabar doang 🙃 Karena pada akhirnya konsultasi ke dokter wkwk.

Nggak ada agenda diet lagi sejak itu, nggak ngitung kalori masuk dan banyak minum yang manis-manis. Rasa ingin ngemil juga meningkat, padahal hmmm perasaan obat yang aku konsumsi juga nggak ada efek samping ke sana. Pas si penyakit jauh lebih baikan, makin ngawur jajannya. Nasi tiga kali sehari porsi segunung oke, coklat oke walaupun gigiku ngilu, keju oke, biskuit oke, ayam goreng crispy oke, corn dog oke, es teh manis semanis senyum Park Bogum oke, pepaya tiap hari oke, dan akhir-akhir ini lagi naksir boba. Pokoknya dalam satu hari kalori yang masuk bukan lagi terpenuhi tapi MALAH melebihi kebutuhan. Kekuatan saat itu adalah "nggak papa, aku harus kenyang dan yang penting BAB ku lancar."

Dua minggu lebih konsumsi obat dan makan dengan pola yang cukup sehat tapi porsi dan ngemilnya ngawur. Apa yang terjadi? Berat badan naik 1,5 kg 🙀 Fren, defisit kalori dan berhasil turun BB 7 kg itu butuh berbulan-bulan. Giliran naikin cuma butuh 2 mingguan. HERAN. Dunia macam apa lagi ini? Selain karena ngemil yang ngawur, semua itu didukung dengan meninggalkan olahraga. Sebenernya BB sebelumnya udah cukup oke lah, kata ibuk juga jangan diturunin lagi. Soalnya selama libur setahun dan di rumah aja udah kayak...

foto dari bertuahpos
Pas enak-enaknya minum boba malem-malem, penasaran kalorinya berapa. Berdasarkan artikel dari detikhealth, satu porsi minuman boba (kemasan 473 ml) yang terdiri dari boba itu sendiri, teh susu, dan gula memiliki kalori sebesar 521. Padahal pagi dan siangnya udah makan berat. Malem makan berat lagi tapi ketambahan boba. Eh kemarinnya aku juga minum boba. Aduh, enak sih emang :)

Oke nasi putih 3x sehari porsi besar, boba and the genks, it's time to say see you again! Aku mau balikin pola makanku yang sebelumnya (yang ternyata lebih sehat daripada pola makan pas sakit, aneh bener dunia ini) dan olahraga. Bakal ketemu boba and the genks lagi tapi sekali-kali aja.

Ayo kita hidup sehat (setidaknya ya nyoba lah ya), sehat itu mahal fren, asli deh *abis ngitung harga resep yg ditebus.

Boba dan Dunia Tipu-Tipu Boba dan Dunia Tipu-Tipu Reviewed by Nanda Vionita on 3/28/2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.